Entri yang Diunggulkan

PENGALAMAN INDONESIA MENANGANI PANDEMI COVID-19

  Pandemi COVID-19 sudah hampir 1 tahun terjadi dan dihadapi oleh seluruh negara di dunia tak terkecuali Indonesia. Sebagaimana di negara-ne...

23 Oktober 2020

PEMBELAJARAN PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR DI TIGA DAERAH

Indonesia sebagai wilayah kepulauan dengan gugusan pulau besar dan kecil memiliki kondisi geografis dan hidrometeorologis yang sangat berbeda, unik dan menarik dibandingkan negara–negara mana pun di dunia. Peristiwa bencana alam, di beberapa daerah sudah menjadi hal rutin terjadi, seperti bencana banjir saat musim hujan berlangsung. Banjir merupakan keadaan yang disebabkan air meluap melebihi kapasitas badan sungai sehingga mengakibatkan daerah di sekitar terendam. Berbagai faktor dapat memicu atau menyebakan banjir, seperti intensitas curah hujan tinggi dan pengelolaan sampah yang menumpuk.

Indonesia memiliki lebih dari 5.000 sungai besar dan kecil yang 30 % di antaranya melewati kawasan padat penduduk. Adanya faktor perubahan iklim, tata guna lahan dan kenaikan permukaan air laut sering meningkatkan risiko kejadian banjir pada saat musim hujan. Kejadian banjir pada umumnya terjadi di wilayah yang menerima curah hujan tinggi, yang diperburuk dengan penggundulan hutan atau perubahan tata guna lahan yang tidak mempertimbangkan daerah resapan air.

Banjir seringkali melanda kota-kota di Indonesia. Setiap kota memiliki karakteristik yang berbeda. Setiap kota memiliki karakteristik tersendiri dari segi sejarah, geografi, bahkan kebudayaan masyarakat, serta kebijakan yang berlaku. Termasuk pengalaman dalam menangani bencana. Kota-kota memiliki penanganan dan karakterisitik berbeda dalam penanganan bencana banjir. Setiap kota memiliki cerita dan pengalaman berbeda dalam pengelolaan banjir.

Latar belakang ini mendorong tim penulis untuk menyusun pembelajaran dalam penanganan bencana banjir di tiga kota. Ketiga kota terpilih sebagai bahan pembelajaran yaitu Jakarta, Surakarta, dan Bandung, yang memiliki karakteristik unik dan berbeda.

Jakarta merupakan Ibu Kota yang kerap menjadi daerah langganan banjir dengan dialiri 13 sungai. Bandung yang lahir dan tumbuh di tepian Sungai Citarum juga menjadi daerah langganan banjir, sedangkan Surakarta dengan Sungai Bengawan Solo pun mengalami banjir. Ketiga kota itu memiliki karakteristik banjir berbeda. Oleh karena itu, penanganan banjir pun memiliki perbedaan yang signifikan. Setiap BPBD daerah memiliki pola penanganan berbeda di setiap daerah terdampak banjir sehingga hal tersebut patut di catat sebagai pembelajaran banjir ke depan.

Pembelajaran berfokus pada setiap fase penanggulangan bencana, yaitu fase prabencana, saat bencana, dan pascabencana. Pada ketiga fase tersebut membahas mengenai topik sebagai berikut (1) early warning system (EWS), (2) perencanaan dan pelaksanaan penanganan darurat, (3) kelembagaan penanganan darurat, (4) regulasi penangan darurat dan pendanaan, (5) pengerahan sumber daya penanganan darurat, dan (6) pengelolaan data dan informasi. Topik-topik ini mengacu pada sistem nasional penanggulangan bencana.

Buku pembelajaran banjir dapat didownload di sini

@agbp.2020


0 komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar apapun